Budidaya pinang kering di Indonesia selama beberapa tahun terakhir menjadi salah satu budidaya yang patut dicoba. Menjamurnya budidaya ini disebabkan buah atau biji pinang kering sangat bermanfaat dari berbagai aspek, diantaranya untuk kesehatan dan kecantikan. Selain itu, pengolahan pinang kering yang higienis dan memakan waktu lama menjadi faktor lainnya yang menyebabkan harganya bersaing di pasaran Indonesia, bahkan mancanegara. Ya, pinang kering adalah salah satu komoditas ekspor Indonesia yang permintaannya cukup tinggi. Walaupun pinang kering menjadi primadona dengan permintaan yang tinggi, budidaya dan cara pengolahannya terbilang masih konvensional atau tradisional.
Seorang petani menjemur pinang yang sudah dicungkil |
Beberapa Teknik Pengolahan Pinang Kering Secara Tradisional
1. Pemilihan Bibit Pinang
Sebagai langkah awal dalam pengolahan pinang kering, Anda harus menyiapkan bibit pinang unggul agar hasilnya maksimal. Hal ini dikarenakan keberhasilan panen buah atau biji pinang ditentukan oleh pemilihan bibit yang baik. Dengan bibit yang unggul dan penanaman serta perawatan yang rutin, maka Anda akan mendapatkan panen dengan hasil terbaik. Untuk pemilihan bibit pinang atau penyediaan bibit pinang bisa melalui Lentera Mantang – Bibit Pinang Unggul.
2. Teknik Penjemuran dan Pengupasan Buah atau Biji Pinang dengan Cara Tradisional
Pengolahan pinang kering yang selanjutnya adalah teknik penjemuran yang tergolong tradisional dan memakan waktu cukup lama. Sebelumnya, Anda harus mengetahui terlebih dahulu bahwa ada dua masa panen untuk buah atau biji pinang. Pertama, ketika buah atau biji pinang masih muda dan yang kedua ketika pinang sudah berubah warna menjadi oranye kemerahan atau sudah tua.
Untuk teknik penjemuran pinang cukup mudah karena mengandalkan cara tradisional, buah atau biji pinang yang sudah sukses dipanen tinggal dijemur dibawah sinar terik matahari. Nah, proses menjemur inilah yang memerlukan kesabaran ekstra.
Pengolahan dengan teknik ini memiliki 2 kali penjemuran. Penjemuran pertama dinyatakan berhasil apabila buah pinang berubah warna menjadi warna kecoklatan. Tanda lainnya adalah munculnya serabut atau serat seperti benang pada kulit buah.
Setelah penjemuran pertama selesai, buah pinang tidak langsung dijemur, tetapi kulit buahnya harus dikupas terlebih dahulu. Cara mengupasnya adalah dengan membelah dua buah pinang menggunakan pisau, parang, atau alat yang dikhususkan untuk mengupas pinang. Cara ini memang tergolong memakan waktu, sehingga sudah ada beberapa alat atau mesin praktis siap pakai yang nantinya akan membantu dalam proses pengupasan secara efektif dan efisien.
Tujuan pengolahan pinang kering dengan cara pengupasan ini adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandung didalamnya. Hal ini karena buah pinang yang memiliki kadar air cukup tinggi akan menyebabkan penurunan harga atau harga jual menjadi murah di pasaran. Mengapa kadar air yang tinggi bisa menurunkan harga jual? Karena kadar air yang tinggi membuat jamur berkembang biak dan tentu saja membuat buah pinang mengalami penurunan kualitas.
Oleh karena itu sebelum melakukan penjemuran secara tradisional, ada baiknya untuk melihat cuaca terlebih dahulu. Jika cuaca sedang hujan, maka kemungkinan besar buah pinang akan terendam dan kadar air didalamnya akan semakin tinggi. Sebenarnya, ada cara lain untuk mengeringkan buah atau biji pinang, yaitu dengan teknik Sale. Namun, teknik yang mengandalkan panas api ini dianggap terlalu beresiko dan dapat menurunkan mutu buah pinang, serta memiliki biaya yang tidak murah.
Baca Juga :
Pinang Sebagai Komoditas Ekspor Unggulan dari Indonesia
Pemanfaatan Upih atau Pelepah Pinang Yang Benilai Ekonomis
Baca Juga :
Pinang Sebagai Komoditas Ekspor Unggulan dari Indonesia
Pemanfaatan Upih atau Pelepah Pinang Yang Benilai Ekonomis
Selesai dikupas, selanjutnya adalah proses penjemuran kedua. Jika proses penjemuran pertama tidak memakan waktu yang lama, berbeda dengan penjemuran kedua yang memerlukan waktu hingga 50 jam atau 4 hari. Hal ini untuk memastikan bahwa buah pinang yang telah dikupas benar-benar kering dan siap untuk dikemas.
3. Proses Pengemasan atau Packing Pinang Kering
Setelah pengolahan pinang kering yang diproses sedemikian rupa memiliki hasil akhir yang benar-benar sesuai standar mutu, maka proses pengemasan siap dilakukan. Untuk proses ini, buah pinang bisa dikemas kedalam karung goni, karung plastik, atau karung sabut sesuai dengan kebijakan produsen masing-masing.
Jika sudah dikemas dengan baik, maka buah pinang kering siap didistribusikan ke pedagang atau agen-agen yang bekerja sama untuk mengolah buah pinang. Disanalah buah pinang kering ini akan dijadikan bahan-bahan untuk kecantikan dan kesehatan.
Itulah beberapa langkah pengolahan pinang kering yang bisa Anda coba. Dimulai dari pemilihan bibit atau benih yang berkualitas, maka akan menghasilkan hasil panen yang berkualitas pula. Namun, dibalik berkualitasnya suatu bibit, Anda juga harus memperhatikan aspek lainnya. Contohnya seperti penanaman dan perawatan buah pinang. Walaupun merawat buah pinang tidak serumit merawat sawit, Anda tetap harus merawatnya dengan baik agar buah pinang tetap terjaga mutunya bahkan setelah melewati beberapa proses dan diolah kembali. Dengan demikian akan dihasilkan buah pinang yang berkualitas.