Selama ini pinang hanya dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat. Kebanyakan dari kita hanya tahu pohon pinang digunakan sebagai media hiburan ketika tujuhbelasan. Pahadal, pinang mempunyai nilai ekomonis yang tinggi. Selain itu, menjadi primadona bagi petani di wilayah Jambi, Aceh, dan Kalimantan Barat.
Pasar dari komoditas pinang ini sebagian besar untuk diekspor, sehingga dibeberapa wilayah di Indonesia pinang dijadikan komoditas ekspor unggulan. Bicara mengenai potensi pinang, ada baiknya kami menjabarkan mengenai analisa budidaya pinang yang akhir – akhir ini digandrungi oleh petani sebagai salah satu alternatif komoditas perkebunan.
Sebelum kita membahas lebih mendetail mengenai analisa budidaya pinang, yang harus Anda ketahui mengenai budidaya pinang ini adalah, pinang merupakan tanaman yang murah perawatannya dan mudah pengolahan pasca panennya. Hal ini yang membuat budidaya pinang sebagai investasi yang menjanjikan di masa depan.
Baca Juga :
Diekspor, Petani Beralih Menanam Pinang
Prospek Budidaya Pinang di Indonesia kian Menjanjikan
Kelebihan lain dari tanaman pinang ini adalah, pinang hampir bisa tumbih disemua kondisi iklim di Indonesia. Sehingga budidaya pinang ini bisa dilakukan dimana saja, mulai dari daerah gambut di dataran rendah, hingga ke daerah yang beriklim dingin didataran tinggi.
Hebatnya lagi, masa investasi budidaya pinang ini hanya dalam waktu 5 tahun. Karena memasuki tahun ke-empat dari sejak penanaman (kami juga menyediakan bibit pinang unggul, silahkan klik disini untuk info lebih lanjut), pinang mulai belajar berbuah. Hal ini bisa didapat jika pemeliharan kebun pinang dilakukan secara intensif.
Analisa Budidaya Pinang Secara Intensif
Bagi Anda yang ingin membudidayakan pinang, berikut analisa budidaya pinang yang bisa jadi referensi untuk sahabat petani Indonesia yang berdasarkan perhitungan dikebun yang sudah intensif budidaya pinang sebagai berikut :
- Dengan luas kebun 1 hektar, pinang bisa ditanam hingga 1200 batang dengan jarak tanam 2,75 meter x 2,75 meter atau 3 meter x 3 meter.
- Sistem penanaman bisa menggunakan sistem tanam mata lima seperti halnya menanam sawit. Hal ini dilakukan agar penyinaran matahari lebih merata kesetiap pohon pinang.
- Kebun pinang yang mendapat perawatan dengan baik bisa menghasilkan 130 buah setiap tandannya, atau setara dengan 3-4 Kg buah pinang segar.
- Artinya 1 hektar bisa menghasilkan 3.600 Kg – 4.800 Kg per bulan.
- Jika Anda ingin menjual buah pinang segar, saat ini harganya mencapai Rp 2.000 per Kg di daerah Jambi
- Jadi, Rp 2.000 per Kg x 4.800 Kg/Ha buah pinang segar = Rp 9.600.000,-/Ha per bulan
- Jika buah pinang dijemur kering, akan menghasilkan biji pinang kering (kernel) 1 Kg per pohon per bulan atau 1.200 Kg per hektar.
- Dengan harga jual pinang kering saat ini Rp 15.000 per Kg
- Jadi, Rp 15.000,- x 1.200 Kg/Ha biji pinang kering = Rp 18.000.000,-/Ha per bulan
Untuk harga biji pinang kering ini bisa naik turun, harga yang tercantum diatas merupakan perhitungan di bulan Maret 2019. Dengan penjabaran analisa budidaya pinang diatas, Anda bisa menghitung jika panen dilakukan setiap bulan, artinya dalam 1 tahun kebun pinang bisa menghasilkan sampai Rp 216.000.000,-/ per Ha.
Bagaimana jika Anda memiliki 3 hektar? Silahkan Anda hitung potensi budidaya pinang ini.
Sekian penjabaran Saya mengenai analisa budidaya pinang. Semoga petani Indonesia semakin berjaya dengan membaiknya harga komoditas pinang ini. Salam petani Indonesia.
Kira2 berapa lama waktu antara buahnpertama ke kedua,atau tandan pertama ke tandan kedua dst….
Pingback: ANALISA PANEN PINANG DALAM 1 HEKTAR, PINANG KERING DAN PINANG BASAH – Lentera Mantang – Bibit Pinang Unggul